Lingkungan pergaulan
yang berorientasi prestasi tersebut, berdasarkan banyak pengalaman, lahir dari
dunia organisasi mahasiswa. Mereka yang beprestasilah yang kebanyakan lahir
dari rahim organisasi mahasiswa, apapun organisasinya. Berorganisasi artinya selain
dapat menumbuhkan kemampuan soft-skill dan life-skill, tapi juga mengundang
kesempatan untuk berpretasi. Fakta membutkitkan, mahasiswa yang banyak
mendapatkan prestasi, seperti lomba karya tulis, penelitian, business plan,
debat, prestasi dibidang kesenian dan budaya, olahraga, dan bahkan terpilih
menjadi delegasi di acara internasional adalah mereka yang aktif di organisasi
mahasiswa. Bahkan ajang pemilihan mahasiswa beprestasi yang setiap tahunnya
diadakan adalah salah satunya ditentukan oleh keaktifannya di organisasi.
Organisasi mahasiswa dapat menjadi sarana yang sangat efektif dalam membantu
seorang mahasiswa menemukan kesadaran kemudian dorongan dan motivasi untuk
berprestasi karena ia berada pada lingkungan pergaulan yang mendukung seorang
mahasiswa mencapai prestasinya. Apapun bidang dan jenis prestasinya.
Mahasiswa yang aktif di
organisasi mahasiswa umumnya akan lebih cepat mehami dirinya sendiri, menemukan
jati diri dan prinsip hidupnya, sehingga mereka dapat mengatur diri dan waktu
dengan baik untuk mencapai target-target mereka. Fakta telah membuktikan hal
tersebut. Berorganisasi cenderung akan melahirkan pemahaman diri, jati diri,
prinsip hidup, karakter, kepercayaan diri dan skill. Ada potongan kalimat
dari seorang aktivis mahasiswa yang mengatakan bahwa: “Berorganisasi
memunculkan teman. Berteman melahirkan pergaulan. Pergaulan membawa pada
dinamika. Dan dinamika membawa kepada kematangan hidup sebagai seorang
pembelajar”.
Maka, motivasi
berprestasi lahir dari keaktifan kita berorganisasi. Berorganisasi membuka
peluang untuk beprestasi.
Organisasi mahasiswa
berperan besar dalam membangun budaya dan amosfer prestatif didalam kampus
melalui kebijakan dan program kerja yang dilakukannya. Kebijakana dan program
kerja yang dibuat oleh organisasi mahasiswa seyogyanya semuanya berorientasi
prestatif. Selain itu, organisasi mahasiswa mempunyai peran dalam proses
pendidikan dan kaderisasi mahasiswa, sehingga secara langsung sebenarnya
organisasi mahasiswa mempunyai tanggung jawab dalam mendidik mahasiswa yang ada
dikampusnya. Organisasi harus menjadi wadah pembelajaran sekaligus wada
pendidikan, atau knowledge resource bagi setiap mahasiswa yang ada
didalam organisasi tersebut maupun kepada mahasiswa lain secara luas.
Organisasi maasiswa harus mengajarkan berbagai skill kepada
mahasiswanya berdasarkan peran dan fungsi organisasi tersebut. Ada empat sendi
pengembangan skill dan knowledge mahasiswa yaitu melalui organisasi mahasiswa,
yaitu 1) akademik oleh HMJ (himpunan mahasiswa jurusan), 2) sosial politik oleh
BEM dan SENAT/DPM, 3) minat bakat oleh UKM (unit kegiatan mahasiswa), dan
4) keagamaan/spiritual oleh lembaga mahasiswa berbasis agama. Keempat sendi
aktivitas mahasiswa tersebut harus berjalan secara sinergis dan terintegrasi
dalam satu kesatuan yang harmonis sehingga pengembangan softskill mahasiswa
di perguruan tinggi dapat dicapai dengan sempurna atau COMPLETE.
Organisasi mahasiswa
harus menjadi penanam nilai/value positif kepada mahasiswa melalui
kegiatan dan aktifitas yang dilakukan. Organisasi mahasiswa adalah wadah yang
sangat tepat untuk mendidik mahasiswa menjadi mahasiswa ideal yang
sesungguhnya, dan sebagai tempat yang tepat untuk belajar tentang kehidupan dan
memaknainya. Seperti yang sudah dijelaskan dimuka, organisasi mahasiswa harus bisa
berperan dalam menumbuhkan persepsi positif mahasiswa kepada institusinya agar
dorongan untuk berprestasi dan berkontribusi kepada almamater dan bangsa dapat
tumbuh subur dikalangan mahasiswa. Organisasi mahaisiswa adalah bagian penting
dalam menumbuhkan dan melestarikan budaya dan amosfer prestatif di kampus.
0 Response to "Prestasi Berawal dari Organisasi"
Posting Komentar